PENYELESAIAN MELALUI RESTORATIVE JUSTICE TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGIRIMAN PESAN ANCAMAN DI SOSIAL MEDIA (CYBERBULLYING) STUDI PADA POLDA SUMSEL

RIZKA AMELIA PRATIWI, NIM : 502021228 (2025) PENYELESAIAN MELALUI RESTORATIVE JUSTICE TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGIRIMAN PESAN ANCAMAN DI SOSIAL MEDIA (CYBERBULLYING) STUDI PADA POLDA SUMSEL. Skripsi thesis, Fakultas Hukum.

[img]
Preview
Text
502021228_BAB I_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (662kB) | Preview
[img] Text
502021228_BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (420kB)
[img] Text
502021228_BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (416kB)
[img] Text
502021228_BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (315kB)
[img] Text
502021228_DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (332kB)
[img] Text
502021228_LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
502021228_COVER_SAMPAI LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK PENYELESAIAN MELALUI RESTORATIVE JUSTICE TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGIRIMAN PESAN ANCAMAN DI SOSIAL MEDIA (CYBERBULLYING) STUDI PADA POLDA SUMSEL RIZKA AMELIA PRATIWI Cyberbullying atau intimidasi digital didefinisikan sebagai praktik agresif yang memanfaatkan teknologi komunikasi untuk menyerang individu tanpa memandang kategori usia. Salah satu bentuk penyalahgunaan media sosial adalah pengiriman pesan ancaman yang termasuk dalam tindak pidana cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelesaian restorative justice terhadap pelaku pengiriman pesan ancaman di media sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) beserta perubahannya, serta mengkaji penerapan pendekatan restorative justice sebagai alternatif penyelesaian perkara. Metode penelitian yang digunakan adalah empiris dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Data diperoleh melalui studi kepustakaan, analisis peraturan perundang-undangan, serta wawancara dengan aparat penegak hukum pada Subdit Siber Polda Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengiriman pesan ancaman di media sosial diatur dalam Pasal 29 UU ITE jo. Pasal 45B, yang memberikan ancaman pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000. Namun, dalam praktiknya penegakan hukum menghadapi kendala, antara lain keterbatasan sumber daya penyidik, sulitnya melacak pelaku yang menggunakan identitas palsu, serta rendahnya literasi digital masyarakat. Penerapan restorative justice berdasarkan Perpol No. 8 Tahun 2021 dapat menjadi solusi dalam penyelesaian kasus tertentu, khususnya jika melibatkan pelaku anak atau pelajar, dengan syarat adanya kesepakatan damai antara pelaku dan korban. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa sanksi pidana memiliki peran penting dalam memberikan efek jera, namun penerapan restorative justice juga diperlukan untuk memberikan pemulihan bagi korban dan menekan dampak psikologis. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas aparat penegak hukum dalam bidang forensik digital, penguatan literasi digital masyarakat, serta optimalisasi mekanisme mediasi dalam penyelesaian kasus cyberbullying. Kata Kunci: Restorative justice, tindak pidana, ancaman, media sosial

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing 1. Dr. Mulyadi Tanzili,S.H.,M.H 2. Dr. Hasanal Mulkan,S.H.,M.H
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: Restorative justice, tindak pidana, ancaman, media sosial
Subjects: Ilmu Hukum > Hukum Pidana
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum (S1)
Depositing User: Mahasiswa Fakultas Hukum
Date Deposited: 02 Oct 2025 06:20
Last Modified: 02 Oct 2025 06:20
URI: http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/33722

Actions (login required)

View Item View Item

is powered by EPrints 3 which is developed by the School of Electronics and Computer Science at the University of Southampton. More information and software credits.