muhammad yasin, NIM. 502016105 (2020) SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN OLEH MAJELIS HAKIM DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PALEMBANG. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Palembang.
|
Text
502016105_BAB I_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
502016105_BAB II_SAMPAI_BAB TERAKHIR.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN OLEH MAJELIS HAKIM DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PALEMBANG Oleh Muhammad Yasin Pencurian dengan kekerasan adalah pengambilan suatu barang yang seluruh atau sebagiannya kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum diancam karena pencurian yang didahului, disertai, diikuti dengan kekerasan yang ditujukan pada orang dengan tujuan untuk mempermudah dalam melakukan aksinya. (Pasal 365 KUHP). Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan oleh Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Kelas 1A Palembang ? dan Apakah hambatan Majelis Hakim dalam penerapan sanksi terhadap Anak pelaku pencurian dengan kekerasan ?. Jenis penelitian hukum ini adalah penelitian hukum sosiologis yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan. Sesuai dengan judul dan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa : Penerapan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan oleh Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Kelas 1A Palembang , apabila diperhatikan dari vonis hakim, terlihat bahwa vonis hakim terhadap anak pelaku tindak pidana sangat jauh lebih rendah dari ancaman maksimum yang ditentukan Undang-Undang. Hanya satu perkara yang pidananya cukup berat, yaitu pidana penjara 3 tahun dan denda 800.000.000. (delapan ratus juta). Dan Hambatan Majelis Hakim dalam penerapan sanksi terhadap Anak pelaku pencurian dengan kekerasan, yaitu : Faktor Hukum (undang-undang), masih adanya perbedaan persepsi mengenai Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak diantara aparat penegak hukum; Faktor Penegak hukum, kelemahan dari peraturan-peraturan yang ada seperti telah disebutkan di atas sebenarnya dapat di atasi apabila ada keperdulian dan sensitivitas dari aparat penegak hukum baik polisi, jaksa maupun hakim dalam penanganan perkara pidana anak; Faktor Sarana atau fasilitas; Faktor Masyarakat, hambatan yang ditemui dalam penerapan restorative justice dalam praktik penegakan hukum terhadap anak pelaku tindak pidana; Faktor kebudayaan,Adanya kesulitan untuk membuat rasa percaya masyarakat terhadap pelaksanaan restorative justice dengan mediasi penal. Kata Kunci : Sanksi Pidana, Anak, Pencurian
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | 1. Hj.Susiana Kifli,SH.MH 2. H.Samsulhadi,SH.MH |
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci : Sanksi Pidana, Anak, Pencurian |
Subjects: | Ilmu Hukum > Hukum Pidana |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum (S1) |
Depositing User: | Mahasiswa Fakultas Hukum |
Date Deposited: | 04 May 2020 03:50 |
Last Modified: | 04 May 2020 03:50 |
URI: | http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/7586 |
Actions (login required)
View Item |